![]() |
Ilustrasi: Voice Penulis |
Pernahkah Anda membaca sebuah tulisan dan langsung tahu siapa penulisnya, bahkan tanpa melihat namanya? Itulah yang disebut voice atau gaya penulisan—kualitas yang tak terlukiskan, namun sangat kuat, yang membuat tulisan Anda unik dan tak tertukar.
Tapi apa sebenarnya voice itu? Dan bagaimana cara menemukannya? Mari kita telusuri bersama.
'Voice' Bukan Sekadar Gaya
Ingat, voice tidak sama persis dengan gaya. Seorang penulis bisa menguasai berbagai gaya penulisan, mulai dari formal hingga santai, sesuai kebutuhan. Namun, di balik semua gaya itu, voice seseorang tetap mewujud. Bayangkan ia sebagai DNA frasa Anda—campuran unik dari semua yang telah Anda pelajari, baca, alami, praktikkan, dan umpan balik yang Anda terima, semuanya terangkum dalam cara Anda menyusun kata-kata.
Sama seperti suara asli kita yang berbeda satu sama lain—timbre, intonasi, volume, dan kecepatan pelafalan—voice tulisan juga demikian. Terkadang, kita mungkin tidak menyukai suara kita sendiri saat mendengarnya dari rekaman. Namun, voice sejati kita terasa paling nyata saat kita "mendengarnya dari dalam." Voice tulisan pun begitu.
Apa Tandanya Anda Memiliki 'Voice'?
Mendefinisikan voice itu sulit. Bahkan penulis berpengalaman pun kesulitan menjelaskannya. Voice tidak dirancang untuk didefinisikan; ia lebih seperti garpu tala untuk frasa Anda. Voice Anda akan dapat merasakan ketidakselarasan sekecil apa pun atau ketidakcocokan yang tipis dalam tulisan Anda. Inilah momen ajaib saat teknik bertemu dengan standar tinggi voice Anda, menandakan Anda menulis pada tingkat yang lebih mahir.
Voice sangat berharga bagi penulis itu sendiri. Gaya adalah untuk pembaca; voice adalah alat penulis. Seringkali, pembaca bahkan tidak menyadarinya.
Lalu, apakah Anda sudah memiliki voice?
- Jika Anda masih kesulitan dengan tata bahasa dasar, tanda baca, atau terlalu sering menggunakan klise tanpa pilihan kata yang diniatkan, kemungkinan besar voice Anda belum terbentuk.
- Jika Anda masih bisa dengan mudah menemukan banyak kekurangan atau area perbaikan objektif dalam tulisan Anda, Anda mungkin masih dalam perjalanan. Jangan khawatir—itu berarti Anda masih dalam proses belajar dan mengumpulkan "perkakas" yang dibutuhkan untuk membangun voice Anda.
Namun, jika Anda pernah membaca ulang tulisan Anda dan tiba-tiba berhenti di tengah kalimat, merasakan ada sesuatu yang tidak pas—mungkin ada pilihan kata yang lebih baik, struktur kalimat yang bisa digabungkan, atau bahkan suara huruf yang perlu pemadanan—maka itu adalah voice Anda yang sedang berbicara, meminta Anda untuk memperbaikinya.
Anda juga mungkin memiliki voice jika Anda dapat membaca karya Anda dengan objektivitas yang sehat. Anda tidak perlu orang lain mengatakan apakah tulisan Anda bagus atau tidak. Anda tahu itu—bukan karena kesombongan, melainkan karena Anda telah belajar mempercayai voice Anda. Orang lain mungkin tidak menyukai tulisan Anda, tetapi mereka tidak bisa mengatakan itu salah atau buruk.
Bagaimana Voice Terbentuk?
Kabar buruknya, Anda tidak "mewarisi" voice; ia berkembang dengan sendirinya, secara otonom, dan biasanya selama bertahun-tahun. Namun, Anda bisa memberinya "makanan" yang ia inginkan.
Voice terbentuk dari:
- Membaca secara luas dan mendalam: Bukan sekadar membaca untuk hiburan, tetapi membaca sebagai seorang penulis—menganalisis karya-karya hebat dan memahaminya.
- Umpan balik yang terperinci dan berlandaskan ilmu: Ini mengajarkan Anda cara melihat tulisan Anda dari berbagai sudut pandang.
- Latihan bertahun-tahun: Setiap kesalahan adalah pelajaran.
Voice penulis adalah paradoks, ia sekaligus tidak sadar dan sangat sadar. Kita memilih kata berdasarkan suara, bentuk, makna, dan etimologinya—menolak banyak pilihan lain—hingga akhirnya, pilihan kata seperti itu menjadi naluriah. Voice Anda adalah akumulasi pelajaran, pertimbangan, rasa malu, dan "sari pati" tulisan yang Anda baca atau pembicaraan yang Anda dengar selama puluhan tahun.
Banyak penulis pemula keliru. Mereka duduk untuk menulis, hanya mengandalkan "inspirasi" atau "suasana hati." Ini wajar, tetapi seperti mengandalkan tangki kosong. Imajinasi adalah percikan, tetapi pengetahuan adalah bahan bakarnya. Tahap awal pengembangan voice membutuhkan kapasitas dan kemauan untuk belajar. Pertama, kita belajar cara kerja penulisan. Kemudian, kita biarkan ia mengalir.
Terlalu banyak penulis pemula secara tidak sengaja menghasilkan karya tiruan. Karena kecintaan mereka pada buku (tanpa teknik yang memadai), mereka cenderung meniru. Prosa mereka menjadi kolase kata dan frasa yang disalin. Ini alami, tetapi bukan menulis. Anda baru benar-benar menulis ketika kata-kata itu datang dari Anda—ketika itu adalah voice Anda, bukan suara-suara yang pernah Anda dengar.
Hambatan terbesar adalah ketidaksabaran. Saya sadar sering terburu-buru, tidak sabar, ingin cepat kelar lalu segera menerbitkan tulisan saya. Berjalan beberapa waktu saya membacanya kembali dan merasakan masih ada yang tidak enak. Voice saya belum matang hingga hari ini. Semestinya saya lebih serius terhadap tulisan saya daripada berpretensi sebagai penulis.
Apakah 'Voice' Penting?
Sebagaimana telah saya sebutkan, voice adalah hal yang sangat berguna. Ia memberitahu Anda apakah tulisan Anda telah mencapai standar tertentu. Sebagai seorang bloger, saya terbiasa menulis sekali duduk dengan keyakinan bahwa itu siap untuk diunggah. Saya tidak perlu bertanya, "Apakah ini oke?" Saya telah berlatih serius selama lebih dari 15 tahun.
Namun, ada penulis yang mungkin tidak memiliki voice. Penulis komersial dan penulis berita massal cenderung menulis dengan gaya tiruan yang seragam. Mereka menggunakan klise, lebih banyak "menceritakan" daripada "menunjukkan," dan menggunakan karakter serta kosakata generik. Ini bukan tulisan bernuansa, tetapi merupakan alat penceritaan yang efektif, meskipun dangkal. Pembaca mereka tidak mencari tulisan "bagus"; mereka hanya ingin narasi yang instan.
Apakah penulis semacam itu mengandalkan voice? Apakah mereka membutuhkannya? Tulisan mereka sudah ada template-nya dan dapat direplikasi oleh siapa saja. Ini sah-sah saja jika tujuannya adalah menghasilkan tulisan ringan, cepat, dan berulang. Asumsinya bahwa tulisan itu "cukup baik"—sebaik yang dibutuhkan—bukan "sebaik yang bisa dicapai."
Bisakah Voice Berubah?
Saya yakin voice seorang penulis bisa menjadi lebih canggih dan disempurnakan. Jika kita terus membaca, belajar, dan menginterogasi karya kita sendiri untuk perbaikan, voice akan mengadopsi pengetahuan baru. Itulah mengapa kita bisa melihat sesuatu yang kita tulis tahun lalu atau minggu lalu dan menemukan hal-hal yang ingin kita ubah.
Sama seperti kesabaran sangat penting di tahap awal, rasa ingin tahu membuat kita terus maju. Selalu ada sesuatu yang baru dan menarik untuk dipelajari. Selalu ada cara baru untuk menulis dan naik kelas. Anda bisa mendapatkannya terkadang ketika Anda membaca buku-buku yang ditulis seorang penulis sepanjang hidup (dengan asumsi dia adalah penulis yang berusaha untuk berevolusi daripada terus menghasilkan hal yang sama). Karya mereka menjadi lebih dalam, lebih terkonsentrasi. Mereka jelas sangat sadar akan karya mereka dan ingin mencapai batasannya.
Mengembangkan voice penulis mirip dengan memikirkan "penyampaian" sebuah pidato. Voice bukan suara literal kita, juga bukan suara di kepala kita yang tanpa bentuk dan tanpa tata bahasa. Ia adalah bagian dari diri kita yang berkomunikasi melalui kata-kata tertulis—aktivitas yang secara fundamental tidak alami yang memanggil aspek verbal (bagaimana frasa terdengar) dan mental (bagaimana kata-kata terasa) tetapi mengekspresikannya dalam kosakata, tanda baca, dan tata bahasa.
Hanya Anda yang bisa mengenal voice Anda. Hanya Anda yang bisa memberi makan dan memeliharanya. Anda mungkin tidak pernah mendefinisikannya, tetapi Anda akan mengetahuinya ketika Anda mendengar satu nadanya selaras dengan hati Anda.
Catatan!
Topik ini saya pelajari dari James McCreet.